Indonesia-Australia Perkuat Kerja Sama Tenaga Kesehatan dan Inovasi Medis
marihidupsehat.web.id Pemerintah Indonesia dan Australia semakin mempererat hubungan bilateral di bidang kesehatan. Langkah ini menandai upaya kedua negara untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan tenaga medis, riset inovatif, dan standarisasi layanan kesehatan yang berkelanjutan.
Kunjungan kerja Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, ke Australia menjadi momentum penting dalam transformasi sistem kesehatan Indonesia. Dalam rangkaian pertemuan di Canberra, Menkes menegaskan bahwa Indonesia perlu belajar dari kemajuan Australia di bidang riset, pendidikan kesehatan, dan teknologi medis.
“Australia memiliki ekosistem penelitian dan pendidikan kesehatan yang maju, dan kita ingin memanfaatkannya untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia,” ujar Menkes. Ia menekankan pentingnya membangun kolaborasi yang tidak hanya berbasis proyek, tetapi juga saling menguntungkan dalam jangka panjang.
Fokus pada Pendidikan dan Standarisasi Tenaga Medis
Salah satu agenda utama kunjungan tersebut adalah membahas peluang penguatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis Indonesia di Australia. Dalam pertemuan dengan sejumlah institusi pendidikan, kedua negara sepakat menjajaki kerja sama fellowship bagi dokter spesialis serta transfer pengetahuan bagi perawat dan tenaga kesehatan lain.
Selain itu, pembahasan juga mencakup standarisasi keperawatan antara kedua negara. Tujuannya agar tenaga medis Indonesia memiliki kompetensi yang diakui secara global dan mampu bersaing di pasar internasional. Menkes menyampaikan bahwa model kerja sama pendidikan perawat yang telah dijalankan antara Indonesia dan Jerman dapat dijadikan referensi bagi Australia.
“Beberapa institusi kesehatan di Australia juga menunjukkan minat besar untuk mempekerjakan perawat Indonesia. Ini peluang besar yang harus kita siapkan dengan baik melalui sistem pelatihan dan sertifikasi yang sesuai,” tambahnya.
Teknologi Kesehatan dan Penelitian Genomik
Dalam kunjungannya, Menkes meninjau langsung inovasi teknologi kesehatan di Calvary Bruce Private Hospital, salah satu fasilitas medis unggulan di Australia. Ia melihat penerapan bedah robotik dan layanan ortopedi modern yang mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam prosedur medis.
Kunjungan juga dilakukan ke John Curtis School of Medical Research, Australian National University. Di sana, kedua pihak mendiskusikan potensi kerja sama di bidang genomik, imunologi, dan pengembangan vaksin.
Menurut Menkes, riset genomik adalah langkah penting dalam membangun sistem kesehatan berbasis ilmu pengetahuan. “Dengan riset berbasis data dan teknologi, kita bisa mempercepat deteksi penyakit dan menciptakan kebijakan kesehatan yang lebih presisi,” tegasnya.
Pertemuan dengan Pemerintah Australia
Dalam rangkaian kegiatan, Menkes bertemu langsung dengan Menteri Kesehatan dan Layanan Lanjut Usia Australia, Mark Butler, serta Menteri Luar Negeri Penny Wong. Pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai institusi riset dan universitas ternama, seperti Flinders University dan Australian National University.
Salah satu agenda penting adalah pembahasan finalisasi Strategi Kerja Sama Kesehatan Indonesia-Australia 2025–2033. Kedua negara bersepakat memperkuat kerja sama di bidang ketahanan kesehatan kawasan, riset vaksin, dan pengembangan sumber daya manusia.
Menkes juga bertemu dengan Lucas de Toca, Duta Besar Global Health Australia, yang juga anggota Dewan GAVI. Mereka mendiskusikan potensi kolaborasi dalam program imunisasi global, termasuk pengembangan Gavi Alumni Concept, yang memungkinkan negara-negara yang telah lulus dari dukungan Gavi tetap memiliki akses terhadap program vaksinasi dunia.
Dukungan untuk Ketahanan Kesehatan Kawasan
Kedua pihak menegaskan pentingnya kerja sama regional dalam menghadapi krisis kesehatan global. Indonesia dan Australia akan berkolaborasi dalam memperkuat ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).
Selain itu, Indonesia berencana memperkuat keterlibatan dalam Wilayah Pasifik Barat (WHO WPRO) sebagai bagian dari strategi memperluas jejaring diplomasi kesehatan. Langkah ini diharapkan meningkatkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi ancaman penyakit lintas batas.
Menkes menekankan bahwa setiap bentuk kerja sama harus diikuti dengan rencana aksi konkret. Ia mendorong penyusunan Joint Action Plan yang memasukkan berbagai program yang telah didiskusikan bersama pihak Australia.
“MoU saja tidak cukup. Kita perlu langkah nyata agar kerja sama ini benar-benar memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” tegas Menkes.
Transformasi Kesehatan Indonesia
Australia selama lima tahun terakhir telah banyak berkontribusi terhadap penguatan sistem kesehatan Indonesia, terutama melalui pendekatan one health. Dukungan tersebut mencakup bantuan penanganan COVID-19, peningkatan kapasitas tenaga medis, hingga pengembangan sistem kesehatan digital.
Ke depan, Australia berkomitmen melanjutkan dukungannya melalui program SEHAT (Strengthening Health System Transformation) periode 2025–2033. Program ini akan difokuskan pada penguatan layanan kesehatan primer, pencegahan stunting, ketahanan kesehatan, dan kesiapsiagaan bencana kesehatan.
Bantuan tersebut juga mencakup pengembangan teknologi biogenomik dan digitalisasi layanan medis. Dengan adanya dukungan ini, Indonesia diharapkan dapat mempercepat implementasi enam pilar transformasi sistem kesehatan nasional, yang mencakup layanan primer, layanan rujukan, ketahanan kesehatan, pembiayaan, SDM, dan teknologi kesehatan.
Dampak dan Harapan
Kerja sama antara Indonesia dan Australia di bidang kesehatan bukan hanya soal transfer teknologi, tetapi juga investasi jangka panjang pada sumber daya manusia. Dengan memperkuat kapasitas tenaga medis dan memperluas riset bersama, kedua negara berharap dapat menghadirkan sistem kesehatan yang lebih tangguh dan inklusif.
“Kita ingin memastikan transformasi kesehatan Indonesia berjalan dengan dukungan global. Kolaborasi seperti ini akan mempercepat perubahan dan meningkatkan kualitas layanan publik di bidang medis,” tutup Menkes.
Kunjungan kerja ini menjadi langkah nyata menuju masa depan kesehatan yang lebih kolaboratif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.

Cek Juga Artikel Dari Platform dapurkuliner.com
